MENGISI KEMERDEKAAN

Posted by Selamat Datang di GBI Kudus on

Para pahlawan berjuang sedemikian rupa untuk dapat membebaskan bangsa kita dari para penjajah. Mereka berkorban jiwa dan raga untuk merebut kemerdekaan. Dan 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia merdeka. Sebagai bangsa yang sudah merdeka, sekarangpun kita tetap berjuang, bukan untuk merebut kemerdekaan, tapi berjuang untuk mengisi kemerdekaan. Itu yang seharusnya dilakukan oleh rakyat Indonesia. Tapi tidak semua rakyat Indonesia mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal membangun, tapi ada juga yang mengisinya dengan sembarangan. Kita sudah dimerdekakan oleh darah Yesus. Kemerdekaan ini kita terima dengan iman, bukan hasil usaha kita. Sekarang kita berjuang bukan supaya dapat merdeka, tapi untuk mengisi kemerdekaan. “Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.”(Roma 6:3-4). Kita yang percaya kepada Dia; ketika Yesus mati, kitapun turut mati; ketika Yesus dikubur, kitapun turut dikubur; ketika Yesus bangkit, kitapun turut bangkit!
Seorang budak, jika ia mempunyai tuan yang kejam, ia akan menderita sepanjang hidupnya. Hanya ketika ia mati, seorang budak akan merdeka dan terbebas dari tuannya. Ingat: ketika Yesus mati, kitapun turut mati. Yesus telah memerdekakan kita dari hidup yang lama; dari sifat dosa; dari perbudakan dosa. “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." (Yohanes 8:36). Sekarang kita hidup dalam hidup yang baru, bukan lagi aku sendiri yang hidup, tetapi melainkan Kristus yang hidup di dalam aku (Galatia 2:20). Dahulu iblis adalah tuan kita, sekarang Kristus adalah majikan kita. kita bukan lagi hamba dosa, tapi hamba kebenaran (Roma 6:22).
“Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.” (Galatia 5:1). Kristus telah memerdekakan kita, jangan mau lagi diperhamba atau diperbudak lagi oleh dosa, hawa nafsu, kedagingan, nilai-nilai hidup yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Tapi kita harus menyerahkan hidup kita sebagai hamba kebenaran (Roma 6:19).
Paulus; sebelum bertobat ia bernama Saulus, ia adalah sang penganiaya jemaat Allah (Kisah Rasul 8:1-3). Setelah ia diselamatkan, ia merasa dosanya yang banyak diampuni (I Korintus 15:9). Karena ia merasa banyak menerima pengampunan, maka inilah yang Paulus lakukan bagi Kristus. “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (Filipi 3:13-14). Paulus melupakan apa yang ada dibelakangnya, trauma masa lalunya yaitu rasa bersalah karena telah menjadi penganiaya jemaat. Ia memfokuskan perhatiannya dan berlari-lari (gigih) mengejar panggilan sorgawi. Paulus mengisi kemerdekaan dengan berbuah bagi kemuliaan Kristus. “Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” (Filipi 1:22).

Mengisi Kemerdekaan :

1. Mengabdi kepada Sang Raja, yaitu Kristus.
“Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.” (II Korintus 5:15). Dahulu iblis adalah tuan kita, sekarang Kristus adalah majikan kita. Kita dimerdekakan untuk mengejar panggilan Ilahi.
Ada hal-hal yang menghambat pengejaran kita kepada panggilan Ilahi, yaitu beban dan dosa. Hal ini membuat kita tidak efektif bagi Kerajaan Allah. “Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.” (Ibrani 12:1). Beban tidak dosa, tapi beban itu menghambat kita dan suatu ketika hal itu akan menjadi dosa, karena fokus kita sudah dibelokkan, bukan kepada kepentingan-kepentingan Kerajaan Allah. Adakah beban dalam hidupmu yang menghambat pengejaranmu kepada panggilan Ilahi?
Panggilan Ilahi adalah hidup mengabdi kepada Sang Raja, artinya:
• Mentaati Dia.
Hanya anak-anak Tuhan yang taat yang dapat menghentikan dosa. Karena otoritas dan kuasa yang Tuhan berikan kepada kita sebanding dengan ketaatan kita kepada Allah. Yesus telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, itulah sebabnya Allah meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama diatas segala nama (Filipi 2:8-9).
Iblis selalu membelokkan kita untuk mengkompromikan kebenaran guna menyelamatkan diri
Kita taat, karena kita mengasihi Dia, karena Dia telah memerdekakan kita. kegiatan agama, pelayanan tidak dapat menggantikan ketaatan kita kepada Tuhan.

• Bersekutu dengan Dia.
Dalam persekutuan kita dengan Dia, bukan hanya untuk menikmati kehadiranNya, tapi untuk dapat menangkap kerinduan-kerinduanNya dan berusaha untuk mewujudkannya.

• Mewujudkan keinginan hatiNya.
Tujuan Allah dari semula menciptakan manusia adalah supaya manusia mewakili Allah mengatur bumi dalam keteraturan Ilahi (Kejadian 1:26). Untuk itu Allah memberikan otoritas kepada manusia, tapi karena dosa, otoritas itu diambil oleh iblis, sehingga iblis menjadi illah zaman ini dan dunia berada di bawah kuasa si jahat (I Yohanes 5:19). Tapi dengan kematian dan kebangkitan Kristus, otoritas yang dipegang iblis itu diambil oleh Kristus dan diberikan kepada kita yang percaya kepadaNya. Dengan kuasa itu, Allah ingin kita mengatur bumi ini sehingga keteraturan Ilahi tercipta di sekeliling kita. Dengan kuasa itu, kita hancurkan pekerjaan iblis dan mengembalikan iblis pada posisi yang seharusnya, yaitu di bawah kaki kita! (Roma 16:20, I Yohanes 3:8).

2. Melayani sesama (mengasihi sesama).
“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” (Yohanes 13:34) Tuhan memberikan kepada kita perintah : untuk kita mengasihi sesama seperti Kristus mengasihi kita.
Ketika kita masih berdosa, Kristus telah mengasihi kita (Roma 5:8), dibuktikan dengan kematianNya di kayu salib. Ketika kita bersalah, Kristus menunjukkan kasihNya dengan Ia menegor kita (Ibrani 12:5-6). Ketika kita lemah, Ia memberikan dukunganNya (Yesaya 41:10). Semua itu Kristus lakukan karena Ia mengasihi kita. Kitapun harus mengasihi saudara kita seperti Kristus telah mengashi kita. “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” (Galatia 5:13).
Di dalam kita mengasihi sesama, kita harus menerapkan kebenaran Firman Tuhan. Bukti kasih, yaitu kita harus berani menegor yang salah, menguatkan yang lemah dan membenahi kehidupan sesama yang tidak benar (baca warta 2 Minggu yang lalu).

Apa yang telah kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan yang telah Kristus berikan? Jangan cepat puas dengan apa yang telah engkau lakukan bagi Kristus. Teruslah berlari mengejar panggilan Ilahi. Tuhan ingin kita makin efektif berdampak lebih luas lagi bagi KerajaanNya, membawa terang (memberi harapan dan menunjukkan arah) bagi sekeliling kita

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment