Posted by Selamat Datang di GBI Kudus on

BERTUMBUH
“Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.” (Roma 8:19). Dunia ini sangat merindukan saat anak-anak Allah dipromosikan. Allah juga sedang mencari orang-orang yang bersungguh hati terhadap Dia. Kepada orang-orang yang bersungguh-sungguh hati terhadap Dia, Allah hendak melimpahkan kekuatan-Nya untuk dapat Dia promosikan (II Tawarih 16:9).
Orang yang bersungguh hati terhadap Allah mereka pastilah orang-orang yang bertumbuh. Ada prinsip: “Stop belajar, stop bertumbuh”. Jemaat yang tidak mau belajar, mereka tidak akan bertumbuh. Kita dapat belajar dari kehidupan sehari-hari, dari kegagalan yang pernah kita alami atau orang lain alami, juga dari Firman yang kita terima.
Karena kita sudah menerima segala yang kita butuhkan untuk dapat hidup memperkenankan Allah (II Petrus 1:3-4), justru karena itu kita harus belajar. Belajar hidup dalam kebajikan, belajar menguasai diri, belajar tekun, belajar hidup saleh, belajar hidup dalam kasih (II Petrus 1:5-7).
Pertumbuhan adalah proses pengembangan berencana. Pertumbuhan adalah sebuah proses, bukan sebuah peristiwa. Rahasia masa depan kita tersembunyi di dalam rutinitas (kebiasaan) sehari-hari kita. Jika kita mempunyai kebiasaan yang buruk, itu berarti kita sedang merenda masa depan yang buruk. “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.” (Amsal 10:4). Kita harus mengevaluasi kebiasaan-kebiasaan kita. Buang kebiasaan-kebiasaan buruk, buang kemalasan! Jika ingin menjadi orang yang hebat.
Orang yang mandek (tidak bertumbuh), akan berkata bahwa hidup ini membosankan dan jika tantangan datang, orang yang tidak bertumbuh akan memilih untuk mundur dari pada maju. Tapi bagi orang yang bertumbuh, hidup ini bagaikan sebuah perjalanan yang menggairahkan, dan baginya, sebuah tantangan adalah kesempatan untuk dapat naik lebih tinggi lagi. Seperti burung rajawali, ia akan memakai angina badai yang datang untuk dapat terbang lebih tinggi lagi. Tidak heran kalau Salomo yang bijak berkata dalam Amsal 4:18 “Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.” Pertumbuhan menjamin sesuatu yang menarik di hari esok.
Hidup kita tidak akan berubah sampai kita merubah apa yang kita lakukan setiap hari. Waktu tidak akan merubah kita, tapi keputusanlah yang akan membuat kita berubah. Waktu adalah anugerah Tuhan, waktu tidak akan berjalan mundur, dan ia tidak akan bisa kembali. Jika kita menyia-nyiakan anugerah Tuhan, maka perjalanan kita akan berakhir di kandang babi, seperti perumpamaan Tuhan tentang anak yang terhilang (Lukas 15:11-32). Jika tidak ingin kekurangan; jangan boros dan atur kekurangan dengan baik mulai dari sekarang. Jika ingin jadi pintar; belajar giat dan atur waktu dengan baik mulai dari sekarang, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.” (Efesus 5:15-17).
Kita dipanggil Tuhan tidak untuk menjadi anggota jemaat, tetapi untuk menjadi murid Yesus. “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. (Matius 28:19). Seorang murid adalah seorang yang mempunyai komitment untuk belajar. Ia harus disiplin untuk belajar, jika ingin jadi murid yang pintar. Demikian juga dengan kita. Kita harus mempunyai komitmen untuk belajar dan juga kita harus disiplin dalam seluruh aspek hidup kita, baik disiplin secara roh, disiplin dalam pikiran dan juga disiplin secara tubuh. Disiplin muncul dari kebiasaan.

• Disiplin secara roh.
Untuk mendapatkan roh yang kuat, kita harus mempunyai disiplin untuk membangun manusia roh. Dengan roh yang kuat, kita akan dapat dengan mudah hidup dalam ketaatan, apapun resikonya. Dengan roh yang kuat, kita akan dapat menang menghadapi tantangan.
“Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.” (Daniel 6:11). Dari ayat ini kita tahu bahwa Daniel mempunyai disiplin roh. Tidak heran bila Daniel mempunyai roh yang luar biasa (Daniel 6:4). Karena itu walaupun ancaman hukuman mati di gua singa, demi ketaatannya kepada Allah, Daniel tidak gentar. Justru melalui semuanya itu, Daniel makin dipromosikan Tuhan (Daniel 6:29).
Jika ketaatan masih merupakan hal yang sulit bagi kita, atau kita gampang kecewa dan sakit hati, atau hal-hal rohani merupakan sesuatu yang tidak menarik bagi kita, itu tandanya roh kita sedang lemah. Milikilah disiplin roh, bangun manusia roh setiap hari, supaya memiliki roh yang kuat.

• Disiplin dalam pikiran
Jiwa diakili oleh pikiran. Kita harus mendisiplin pikiran kita. Caranya adalah: merenungkan Firman Tuhan., “Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” (Mazmur 1:2-3). Ini adalah rahasia keberhasilan Daud (Lihat ayat 3).
Kita tidak dapat melihat apa yang ada dibalik tembok, tapi tidak ada apapun yang dapat membatasi pikiran kita. Hanya kemauan kita sendirilah yang dapat membatasinya. Kita akan menjadi lemah bila kita memikirkan kata-kata musuh (iblis) atau orang-orang yang merendahkan kita. Tapi ketika kita memikirkan atau merenungkan Firman Tuhan, kita menjadi kuat dan iman dapat tumbuh dalam hati kita. Dan Allah adalah Allah yang menjawab iman. Karena itu jangan memikirkan segala sesuatu yang diluar Firman

• Disiplin secara tubuh
Tubuh kecenderungannya malas, karena itu kita harus mendisiplin tubuh kita. Ketika roh kita mendorong kita untuk berdoa, kadang tubuh kita menolak, dengan alasan capek atau yang lain. Tapi kita harus melatih tubuh kita dan menguasainya untuk tunduk dan taat kepada roh kita. Pada mulanya memang terasa berat, tapi jika kita dengan disiplin dan tekun melatih tubuh kita untuk mentaati arahan roh, maka lama-kelamaan tubuh kita akan terbiasa untuk tunduk kepada roh kita. “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (I Korintus 9:27)
Jika roh kita kuat, maka roh kita akan dengan mudah menundukkan kemauan daging atau tubuh kita. Demikian sebaliknya. Karena itu kita harus disiplin dan tekun melatih seluruh aspek kehidupan kita, baik itu roh, jiwa (pikiran) dan tubuh kita, agar kita dapat bertumbuh menjadi dewasa didalam kristus. Hanya orang-orang yang telah dewasa didalam Tuhan yang dapat hidup di dalam penggenapan janji-janji Allah.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment